Minggu, 09 September 2012

BAB 1 SKRIPSI PTK


BAB 1
PENDAHULUAN
  1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
              Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional negara Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia juga sebagai pengantar di lembaga pendidikan, sebagai penghubung antar budaya dalam perencanaan pembangunan nasional, sebagai bahasa keilmuan dan sebagai media komunikasi. Akan tetapi, di daerah-daerah tertentu bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa kedua karena komunikasi keseharian mereka didominasi oleh bahasa daerah masing-masing. Terlepas dari dipergunakannya bahasa Indonesia baik sebagai bahasa nasional maupun bahasa kedua. Perlu kita ketahui bersama terkadang warga Negara Indonesia sendiri tidak bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, mereka lebih bangga menggunakan bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional sekaligus bahasa persatuan bagi negaranya sendiri. Mereka lebih merasa sangat malu ketika salah berbicara dengan menggunakan bahasa asing dibandingkan salah berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan keadaan demikian, tentunya sebagai warga Negara, kita harus mengubah sikap, kita harus bangga menggunakan bahasa nasional kita, bahasa persatuan.
            Berbicara tentang bahasa Indonesia dari masa ke masa, bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan. Hal itu terjadi karena permasalahan bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengajar bahasa Indonesia itu sendiri. Guru sebagai tenaga pendidik yang memberikan materi dan pengarahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia harus dapat menguasai kelas. Guru sebagai tenaga pendidik harus berusaha professional dan peka terhadap kondisi kelas terutama kondisi siswa baik itu dari segi kemampuan kognitifnya maupun psikomotoriknya. Alasannya, mereka sebagai penerus harus memiliki pengetahuan yang cukup agar dapat memperbaiki kesalahan sebelumnya, terutama dari segi pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, guru bahasa Indonesia adalah orang yang berkompeten dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran, pembinaan, dan pengembangan bahasa Indonesia.
              Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan pelajaran yang ada sejak kita duduk di bangku sekolah dasar. Bahkan, sampai perguruan tinggi pun kita bertemu dengan pelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya bahasa Indonesia dipelajari sejak dini serta diajarkan oleh guru yang terampil dan menguasai bidang tersebut.
              Banyak orang beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu mudah untuk dipelajari sehingga siapapun dapat mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia. Namun ternyata anggapan tersebut keliru karena seringkali di setiap sekolah masih saja siswa-siswinya terkadang mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Hal ini disebabkan oleh kurang profesionalnya guru bahasa dan sastra Indonesia yang dituntut tanggap dan peka terhadap kondisi kemampuan siswa dan siswi di sekolah. Guru bahasa dan sastra Indonesia harus memiliki pengetahuan yang luas dan menguasai keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mengenai keterampilan berbahasa, Yus Rusyana (1984:189) mengemukakan “keterampilan berbahasa menyimak dan berbicara disebut keterampilan berbahasa primer, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa sekunder. Keempat keterampilan tersebut telah menunjukan kemampuan yang luar biasa dalam kehidupan social budaya”.
              Sementara itu Tarigan menyatakan bahwa dalam kehidupan modern ini, keterampilan menulis sangat diperlukan. Salah satu bagian dari keterampilan menulis adalah menulis puisi.
            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keterampilan menulis sangat diperlukan dalam pengajaran bahasa Indonesia. Salah satunya adalah menulis puisi. Sementara itu, biasanya siswa disekolah sangat malas untuk menulis , apalagi menulis puisi. Pembelajaran sastra khususnya puisi di sekolah dirasakan kurang menarik karena guru kurang terampil menerapkan teknik, metode maupun media pembelajaran dalam menulis puisi. Hal ini berdampak pada kreativitas siswa dalam menulis puisi.
              Nilai menulis puisi siswa yang kurang menggembirakan pun penulis dapatkan ketika penulis melaksanakan PPL pada semester 7 tahun ajaran 2011-2012 di SMPN 1 Banjaran. Tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan mendapatkan ide (inspirasi) dan mengungkapkan perasaan mereka melalui sebuah rangkaian kata atau bahasa dalam puisi. Dalam penuangannya sebagian besar bahasa puisi yang digunakan oleh siswa masih kurang puitis. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan siswa dalam pemilihan kata-kata konkret, penggunaan pengimajian, amanat dan menentukan judul. Salah satu penyebab rendahnya nilai siswa dalam menulis puisi , yaitu metode pengajaran yang kurang bervariasi . metode pengajaran yang dipilih  sangat bergantung kepada guru dengan memperhatikan tujuan, bahan, dan keterampilan proses yang ingin dikembangkan. Metode pengajaran menulis puisi yang bervariasi sangat menunjang minat dan gairah belajar siswa.
              Penggunaan media pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Permasalahan muncul karena media, teknik atau metode yang dipakai oleh guru dinilai kurang cocok dan kurang sesuai dengan minat siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam menulis puisi dibutuhkan adanya keterampilan, kreativitas dan imajinasi, sehingga akan membentuk sebuah puisi yang baik dan utuh. Pengajaran menulis, khususnya menulis puisi adalah keterampilan yang bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dalam bersastra.
              Salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu dengan menggunakan media yang menarik. Dengan penggunaan media yang menarik maka pembelajaran menulis puisi diharapkan lebih menyenangkan dan dapat membantu kesulitan siswa dalam memperoleh ide (inspirasi) ketika menulis puisi. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis puisi , yaitu media gambar fotografi.
              Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi telah mendapatkan nilai yang positif. Hal ini telah dibuktikan oleh seorang pakar pendidikan, yaitu suyatno (2004) telah mengujicobakan penggunaan media gambar tersebut baik di SD, SMP, SMA maupun SMK. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini akan mencoba menerapkan media gambar fotografi  dengan cara memperlihatkan secara langsung objek yang akan dituangkan dalam bentuk puisi. Oleh karena itu, atas pertimbangan tersebut penulis memberi judul penelitian ini sebagai berikut: “PENERAPAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENULIS PUISI (Penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VIII SMPN 3 Naringgul tahun ajaran 2012-2013)”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah  
              Pada penelitian ini, penulis lebih fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, tindakan dalam penelitian ini dibatasi pada upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa SMP Negeri 3 Naringgul dalam menulis puisi melalui media gambar fotografi.
              Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan media gambar fotografi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi?”
              Adapun perumusan masalah secara khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi?
2)      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi?
3)      Bagaimana hasil pembelajaran yang diperoleh dari pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi?
1.3 Tujuan Penelitian
              Setiap kegiatan yang kita lakukan tentunya memiliki tujuan, tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan guru, dalam proses pembelajaran dan hasil belajar bagi siswa, serta untuk menambah pengetahuan tentang penerapan media gambar fotografi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi.
                 Adapun tujuan secara rinci berdasarkan perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1)      Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi.
2)      Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi
3)      Mendeskripsikan hasil pembelajaran yang dicapai dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi
1.4 Manfaat Penelitian
                 Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara   teoretis dan manfaat secara praktis.

a. Secara Teoretis
Ada dua manfaat teoretis yang penulis harapkan diantaranya :
1.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi yang berarti tentang penerapan media gambar fotografi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi yang diberikan di jenjang SMP.
2.      Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pembelajaran yang menarik tentang dan menjadi bahan referensi tentang penerapan media gambar fotografi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi.
b. Secara Praktis
1)      Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa yang bermasalah dalam keterampilan menulis puisi agar dapat menuangkan imajinasinya dalam puisi.
2)      Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat member alternatif dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi dan menciptakan suasana yang menarik dan tidak membosankan.
3)      Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai metode, teknik dan media yang dapat digunakan guna meningkatkan keterampilan bersastra.
4)      Bagi perkembangan teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi guna menunjang materi bersastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia

1.5 Anggapan Dasar
              Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik (Winarno Surahmad dalam Suharsimi Arikunto 2006:65) anggapan dasar sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena anggapan dasar merupakan titik tolak dalam kegiatan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti.
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Media gambar fotografi merupakan gambar hasil pemotretan yang termasuk ke dalam media visual yang efektif karena dapat memvisualisasikan objek dengan lebih konkret, lebih realistis dan lebih akurat.
2.      Menulis puisi Menulis puisi merupakan kegiatan untuk melahirkan dan mengungkapkan perasaan, ide, gagasan dalam bentuk tertulis dengan memperhatikan diksi (pilihan kata), bentuk dan bunyi serta ditata seara cermat sehingga mengandung makna khusus sesuai dengan kondisi diri penulis dan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya.
1.6 Definisi Operasional
Pada bagian ini dijelaskan beberapa konsep kunci yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1)      Penerapan : Proses, cara, perbuatan menerapkan, pemasangan, pemanfaatan prihal dan memperhatikan.
2)      Media gambar fotografi : Merupakan media pengajaran yang sederhana yang memperlihatkan suatu objek berupa gambar guna merangsang siswa untuk menulis puisi. Dalam hal ini, siswa mengamati dan menguraikan peristiwa dari sebuah foto kemudian diubah menjadi sebuah puisi.
3)      Keterampilan : Kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan dengan menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain
4)      Pembelajaran  menulis puisi : Suatu proses belajar yang mencakup kegiatan mengamati, menilai, dan menuangkan isi atau hasil gambar fotografi menjadi rangkaian kata ke dalam bentuk puisi.
5)      Penelitian tindakan kelas : Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
1.7  Paradigma Penelitian                
              Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan  kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filosof, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model–model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (1982:32), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian. Adapun paradigma atau kerangka berfikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:


Media Gambar Fotografi
( variabel Bebas  )
( X )

Menulis Puisi
( Variabel Terikat )
( Y )

 
  
Digambarkan dalam pembelajaran dengan cara siswa mengamati dan menguraikan peristiwa dari sebuah foto kemudian diubah menjadi sebuah puisi
Suatu proses belajar yang mencakup kegiatan, mengamati, menilai, dan menuangkan isi gambar fotografi menjadi rangkaian kata ke dalam bentuk puisi
Dilakukan Penerapan melalui
( PTK )
Perencanaan, Pelaksanaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 3 Naringgul kabupaten cianjur
Hasil keterampilan siswa dalam menulis puisi meningkat   
 













                                  Gambar 1.7 Paradigma Penelitian
              Dari paradigma penelitian tergambarkan atau terlihat bahwa pemikiran–pemikiran tentang penerapan media gambar fotografi, sebagaimana telah diuraikan di atas yang divisualisasikan melalui kerangka pemikiran terdiri dari media gambar fotografi sebagai variabel bebas dan menulis puisi sebagai variabel terikat.
              Adapun  penerapannya dalam proses pembelajaran adalah dengan cara siswa mengamati dan menguraikan peristiwa dari sebuah foto kemudian diubah menjadi sebuah puisi dengan rangkaian kegiatan mencakup kegiatan mengamati, menilai, dan menuangkan isi gambar fotografi menjadi rangkaian kata dalam bentuk puisi, kemudian akan menghasilkan suatu pemahaman mengenai penerapan media gambar fotografi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi yang dapat dijadikan alternatif bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik sehingga siswa menjadi terampil dalam menulis puisi.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar