Selasa, 15 Mei 2012

Anda pernah mengalami stress????

" semua perubahan dapat membuat anda merasa stress, bahkan perubahan positif sekalipun. yang jadi penyebab bukanlah perubahan yang dialami saja, reaksi anda dalam menghadapinya juga bisa jadi salah satu faktor pemicu stress."

"setiap orang yang sukses pasti mempunyai cara ampuh untuk mengatasi stress. hanya mereka yang mempunyai pandangan positif  terhadap situasi terburuk yang bisa mengatasi stres sehingga penyakit stres ini tidak sampai menyebabkan meningkatnya resiko terkena penyakit jantung."

"....sedikit stress baik karena ini membuat anda lebih rajin. tetapi kalau terlalu stress atau terus menerus akan menjadi bahaya."

"secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan bahwa individu itu mengalami stress kerja."

media pembelajaran membaca puisi

Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Puisi

Arsyad (2002:15) menyatakan bahwa dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan guru lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamidah (2003:11-14) menjelaskan bahwa untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan media yang sesuai. Media tersebut banyak ragamnya, antara lain (1) gambar, (2) chart, (3) bagan, (4) tabel, (5)grafik, (6) overhead proyektor (OHP), dan (7) tape recorder. Ragam media ini sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dipelajari.
Pembelajaran membaca puisi dapat dibantu dengan menggunakan media. Berdasarkan ragam media yang telah disebutkan sebelumnya, pembelajaran membaca puisi dapat menggunakan media berupa gambar, bagan, overhead projector, dan tape recorder. Masing-masing ragam media tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1 Gambar
Gambar yang digunakan sebagai media dapat  berupa gambar jadi, misalnya gambar dari majalah, booklet, brosur, selebaran, internet, dan lain-lain, dapat pula berupa gambar garis atau sketsa/stick figure dan strip story (Hamidah, 2003:11).
Dalam pembelajaran membaca puisi, ragam media yang berupa gambar dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan tokoh-tokoh puisi, gaya penyair, tipografi puisi, bentuk deklamasi, gambar gerakan-gerakan senam pemanasan, bentuk mulut dalam olah vokal, gambar gerakan dalam latihan olah napas, gambar latihan imajinasi, hingga gambar berupa ekpresi-ekpresi total dalam membaca puisi.

2 Bagan
Hamidah (2003:12) menjelaskan bahwa bagan dapat disusun secara vertikal maupun horisontal. Bagan secara vertikal/bagan pohon biasanya banyak digunakan untuk menunjukkan rantai perintah/koordinasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan bagan horisontal/bagan alir banyak digunakan untuk menunjukkan urutan sebuah proses dan prosedur. 
Dalam pembelajaran membaca puisi, ragam media yang berupa bagan dapat digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan membaca puisi. Tahapan tersebut dapat ditulis dengan bagan, misalnya dimulai dari pemilihan puisi, interpretasi terhadap puisi yang dipilih, membaca berulang-ulang, memberi tanda jeda, mencari alur untuk menentukan pada bait mana puisi tersebut harus dibaca secara klimaks, dan melakukan latihan performansi yang dapat dimulai dari tahapan pemanasan, olah napas, olah vokal, konsentrasi, olah imajinasi/penghayatan, dan ekspresi.

3 Overhead Projektor (OHP)
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Overhead Projektor (OHP) merupakan media yang relatif sederhana. OHP terdiri dari terdiri dari dua bagian, yaitu hardware dan software. Hardware berupa overhead dan software berupa transparan proyektor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OHP-transparan, yaitu (1) tegangan listrik harus sesuai dengan peralatannya, (2) letak posisi transparan harus benar, dan (3) tombol pengatur fokus harus diatur sedemikian rupa sehingga gambar yang diproyeksikan bisa dilihat dengan jelas.
Dalam membaca puisi, OHP dapat hampir difungsikan sama seperti ragam media gambar. Hal ini disebabkan bahwa ragam media OHP merupakan alat untuk memproyeksikan objek. Jadi, gambar-gambar yang dijelaskan dalam ragam media gambar dapat ditayangkan di OHP dengan mencetaknya ke atas kertas transparan terlebih dulu sehingga semua siswa dapat menyaksikan di dinding kelas.tentu akan lebih praktis jika menggunakan alat ini karena semua siswa dapat melihatnya di depan.
Media OHP ini tidak hanya untuk gambar saja, untuk teks tentu juga bisa dilakukan. Pembelajaran dengan menggunakan media ini akan terasa efektif. Guru tidak perlu menulis di papan tulis. Cukup dengan menulis atau mencetak teks di atas media tentu tidak akan memakan waktu yang cukup lama dalam proses belajar mengajar meskipun membutuhkan waktu yang ekstralama dalam persiapan bahan ajar. Dalam pembelajaran membaca puisi, media ini dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan pemberian tanda jeda, menandai alur mana yang harus dibaca dengan klimaks, hingga guru/siswa dapat membaca puisi tanpa memegang teks karena teks sudah dapat diproyeksikan di dinding. Gerakan pembacaan puisi akan menjadi lebih bebas dan menjadi total jika melakukan pembacaan puisi secara deklamasi/poetry reading.

4 Tape Recorder
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa tape recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa tape recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, danm kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menggunakan tape recorder untuk pembelajaran menyimak, terdapat tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap lanjutan. Ketiga tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. (1) Persiapan, meliputi merumuskan tujuan, menentukan bahan simakan, menentukan prosedur dalam menyimak, menentukan tugas-tugas yang dilakukan siswa dalam menyimak, dan menentukan cara evaluasinya. (2) Pelaksanaan, yaitu guru dan siswa mendengarkan informasi yang disampaikan secara seksama. Dalam proses mendengarkan ini, baik guru maupun siswa dapat membuat catatan-catatan kecil yang terkait dengan isi maupun bahasa. Catatan yang dibuat ini disesuaikan dengan tugas/petunjuk yang diberikan guru kepada siswa. (3) Langkah lanjutan, yaitu guru bisa melakukan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya mendiskusikan isi, bahasa, atau menyimpulkan materi yang disimak.
Dalam pembelajaran puisi, media tape recorder dapat digunakan untuk menyampaikan contoh pembacaan puisi dari penyair terkenal, dapat juga digunakan untuk evaluasi pembacaan puisi yang telah dilakukan oleh siswa untuk didengarkan kembali dan memutuskan untuk diperbaiki/tetap dipertahankan, hingga dapat digunakan untuk memberikan petunjuk-petunjuk latihan dalam membaca puisi mulai dari pemilihan puisi, memberi jeda, mengetahui alur agar memahami bait yang menjadi konflik dan dibaca lebih klimaks, memahami makna secara intensif, latihan pemanasan, olah napas, olah vokal, konsentrasi, imajinasi, dan ekspresi.
Sesuai dengan perkembangan zaman, media pembelajaran tentu mengalami kemajuan. Media pembelajaran tidak hanya berupa gambar, tabel, grafik, OHP, dan tape recorder, melainkan dapat berupa audio berbentuk CD (MP3/Wave), dapat pula berupa audio-visual berbentuk VCD (MPEG, DAT), dan terkini banyak dikembangkan e-learning yang memadukan multimedia secara interaktif.
Arsyad (2002:36) menyatakan bahwa interaktif video adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dengan materi video rekaman disajikan melalui pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Dalam pembelajaran membaca puisi, dibutuhkan landasan teori puisi, unsur-unsurnya, apresiasi, hingga video latihan-latihan dasar, seperti konsentrasi, olah vokal, olah napas, dll. hingga tahap evaluasi. Oleh karena itu, guna menunjang pembelajaran tersebut, keberadaan serta pemanfaatan media pembelajaran sangat dibutuhkan.

Senin, 14 Mei 2012

proposal PTK

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA  INDONESIA
( Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI SMA MA Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012)

A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan kemajuan jaman yang berkembang sangat cepat maka pendidikan juga di tuntut untuk berkembang sesuai dengan perkembangan jaman supaya pendidikan menjadi nomor satu bagi kepentingan banyak orang oleh karena itu pemerintah sekarang ini telah menjadikan pendidikan menjadi salah satu aspek yang mendapat perhatian serius.
Pendidikan yang ada di indonesia sekarang ini sebenarnya difokuskan pada nilai-nilai agama dan mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju. Untuk melaksanakan program pendidikan tersebut maka dibutuhkan tenaga pengajar yang peropesional supaya pendidikan berjalan dengan baik dan menciptakan peserta didik yang aktip, kreatif, dan efisien.
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) tentunya harus menggunakan metode pembelajaran yang baik, salah satunya adalah ketika guru menyampaikan materi pembelajaran bahasa, cara menulis resensi novel maka metode pembelajaran yang harus digunakan adalah metode diskusi karena untuk menilai kekurangan dan kelebihan dari isi novel perlu membaca berbagai contoh baik yang di muat di surat kabar atau majalah agar mengetahui bentuk resensi yang baik dan layak untuk di muat, berdiskusi dengan rekan resensator bagaimana cara membekali diri dengan kemampuan menulis resensi. Oleh Karena itu sebelum menulis resensi ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a)      Apa saja nasihat untuk resensator pemula
b)      Langkah-langkah menulis resensi
c)      Tujuan menulis resensi
 Menurut Jacob Sumardjo (2004 :160)
“Pengelolaan resensi sebagai salah satu kerja keritik karya sastra seni. Resensi menilai kelebihan dan kekurangan karya seni. Ia juga menyebutkan dasar penilaian dalam resensi yang dapat digolongkan kedalam tiga kategori yaitu kesan pribadi terhadap karya seni (impresionistik)   dasar standar nilai seni sejaman (Yudisia) dan dasar segi teknis artistik jenis senilainya (teknikal)”.
   Berdasarkan pendapat di atas resensi merupakan salah satu cabang kerja kritik karya sastra seni  berupa menilai kelebihan dan kekurangan, untuk mengetahui layak tidaknya sebuah karya sastra seni tersebut untuk di baca dan untuk menarik perhatian minat baca terhadap novel tersebut.
    Resensi merupakan komponen yang sangat diperlukan bagi kelayakan sebuah karya sastra seni oleh sebab itu resensi memiliki dasar penilaian yang dapat digolongkan menjadi tiga  kategori yaitu impresionistik,d asar standar nilai seni,dan teknikal.
            Menurut Imron Rosidi (2009 : 60)
“Istilah resensi dapat diartikan sebagai tulisan tentang pertimbangan buku atau wawasan tentang baik atau kurang baiknya kualitas suatu tulisan yang terdapat di dalam sebuah novel. Namun makna kata resensi akhir-akhir ini meluas dan tidak hanya penilaian terhadap kualitas suatu buku. Oleh sebab itu, kata resensi dewasa ini diartikan sebagai suatu tulisan yang memberikan penilaian terhadap suatu karya buku (fiksi dan nonfiksi), pementasan drama atau musik, dan film dengan cara mengungkapkan segi keunggulan dan kelemahanya secara objektif”.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa resensi merupakan salah satu upaya menghargai tulisan atau karya orang lain dengan cara memberikan komentar secara objektif. Di dalam hal ini harus dihindari sejauh mungkin sifat subjektivitas penulis resensi terhadap bahan yang akan diresensi atau rasa senang dan tidak senang seseorang terhadap karya sastra tersebut. Selain itu, penulis resensi harus memiliki wawasan yang cukup mengenai bahan yang akan diresensi. dan untuk lebih tepatnya meresensi novel harus di diskusikan dengan rekan resensator yang lain supaya tidak ada cemburu sosial dari pihak yang berkarya.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang cara menulis resensi novel melalui metode diskusi yang penulis rumuskan dalam judul proposal “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi Novel Melalui Metode Diskusi dalam pembelajaran bahasa indonesia ( Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI Di SMA MA Margahayu Tahun Pelajaran 2011/2012 )” .

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah baik tidaknya menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa. Dalam hasil yang diteliti akan di bahas tujuan resensi novel dan bentuk resensi novel. Juga yang akan di bahas adalah bagaimana upaya-upaya yang dilakukan ketika melakukan resensi sebagai salah satu bentuk untuk menambah wawasan dalam kegiatan meresensi. Sebagai landasan penelitian penulis mengambil teori mengenai upaya peningkatan keterampilan menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Meresensi novel terbitan lama yang relevan untuk kebutuhan pembaca saat ini tentunya bukan untuk mengajak para pembaca resensi agar mau membeli novel yang diresensi karena novel tersebut sudah tidak tersedia di took. Penulisan resensi ini tentunya lebih pada upaya membangkitkan semangat dan memperluas pengetahuan pembaca resensi. Sehubungan dengan hal tersebut ada dua hal yang akan di kaji dalam skripsi ini:
1.      Rendahnya prestasi belajar dalam menulis resensi
2.      Belum ditemukan strategi pembelajaran yang efektif
3.      Belum ada kolaborasi antar guru dan peserta didik
4.      Pendayagunaan sumber belajar belum optimal


C.    PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
   Pembatasan Masalah
Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini jika di bahas akan sangat luas maka dari itu penulis merasa perlu untuk membatasi, hal ini di maksud agar masalah yang di teliti menjadi lebih terarah, permasalahan di batasi yaitu sebagai berikut:
“bagaimana upaya peningkatan keterampilan menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa indonesia?”

  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana penentuan identitas novel dalam pembelajaran bahasa  Indonesia?
2.      Bagaimana penentuan isi novel dalam pembelajaran bahasa  Indonesia?
3.      Bagaimana penentuan penilaian novel dalam pembelajaran bahasa  Indonesia?
4.      Apakah metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi novel?


D.     TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui penentuan identitas novel dalam pembelajaran bahasa  Indonesia.
2.      Untuk mengetahui penentuan isi novel dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3.      Untuk mengetahui penentuan penilaian novel dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
4.      Untuk mengetahui metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi.

E.       MANFAAT PENELITIAN
Berkaitan dengan masalah manfaat penelitian, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya bermanfaat bagi peneliti, bagi guru, bagi siswa, bagi sekolah dan pendidikan.
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan suatu sarana untuk menambah wawasan dan pengalaman di bidang penelitian khususnya untuk meningkatkan keterampilan menulis resensi novel sesuai dengan mata pelajaran bahasa Indonesia yang di berikan di jenjang SMA.
2.      Bagi guru
Merupakan bahan informasi kepada guru untuk mengetahui bagaimana metode mengajar yang efektif sebagai salah satu jalan alternatif dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3.      Bagi siswa
Siswa dapat mengetahui dan lebih meningkatkan keterampilan menulis resensi melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan cara belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan semangat dan minat mempelajari bahasa Indonesia.
4.      Bagi sekolah
Dapat dijadikan gambaran tentang keberhasilan memotivasi siswa untuk belajar dan dapat memberikan sumbangan penelitian terhadap dunia pendidikan terutama berupa hasil penelitian dalam menulis resensi.
F.     ANGGAPAN DASAR
1.      Anggapan dasar
Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang keberadaannya diterima oleh penyelidik (winarno surahmad dalam suharismi Arikunto 2006:65). Anggapan dasar sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena anggapan dasar merupakan titik tolak dalam kegiatan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti.
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Resensi merupakan tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD untuk menyampaikan kepada para pembaca apakah novel atau hasil karya tersebut patut mendapatkan sambutan dari masyarakat atau tidak ( Imron Rosidi 2009:60 )
G.    HIPOTESIS
Suharismi Arikunto (2006:71) menjelaskan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul. Hipotesis merupakan suatu jawaban yang penting kedudukannya dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengajukan hipotesis.
1.      Hipotesis umum
Hipotesis umum dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dari menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1.1    Hipotesis khusus
1.      terdapat pengrauh positif dari menulis resensi novel dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2.      Terdapat pengaruh positif dari menulis resensi novel dalam peningkatan rasa tanggung jawab belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
3.      Terdapat pengaruh positif dari menulis resensi novel dalam semangat belajar siswa.
4.      Terdapat pengaruh positif dari penilaian novel yang di resensi dalam pembelajaran bahasa Indonesia
5.      Terdapat pengaruh positif dari penilaian novel yang di resensi dalam peningkatan rasa tanggung jawab belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
6.      Terdapat pengaruh positif dari penilaian novel yang di resensi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.









H.    KAJIAN  TEORITIS
       1.  Pengertian Resensi
Banyak istilah yang digunakan baik dalam majalah maupun surat kabar untuk menyebutkan sebuah resensi. ada surat kabar yang menyebutkan resensi dengan ulasan. ada juga yang menyebutkan resensi novel dengan timbangan novel, tinjauan novel, pembicaraan novel atau bedah buku. istilah-istilah tersebut bisa dipakai hanya saja pada umumnya istilah timbangan lebih populer dibanding dengan istilah lainnya untuk mengganti resensi.
menurut imron rosidi (2009 :61) bahwa:
“menulis resensi adalah salah satu upaya memperkenalkan suatu buku kepada orang lain yang belum membaca buku tersebut sehingga setelah membaca resensi orang tersebut tergerak hatinya untuk membaca karya orang lain”.
Dengan demikian dari pengertian di atas tujuan meresensi menjadi meluas diantaranya sebagai alat promosi suatu karya kepada khalayak yang belum mengetahui karya tersebut. saat ini selain resensi buku atau novel, di kenal juga resensi film, resensi drama, resensi musik atau kaset dan sebagainya.
Resensi memang dimaksudkan untuk memberitahukan kepada khalayak pembaca tentang kehadiran sebuah novel baru baik dari segi waktu penerbitan maupun temanya. namun itu bukan berarti novel lama tidak layak untuk di resensi. sebagai contoh kita dapat meresensi novel layar terkembang meskipun novel itu diterbitkan tahun 1930-an. novel tersebut bertema perjuangan wanita untuk menyejajarkan diri dengan laki-laki dalam berkarier yang saat ini sedang gencar-gencarnya di bicarakan masyarakat di era global. Apabila meresensi buku terbitan lama yang relevan untuk kebutuhan pembaca saat ini tentunya bukan untuk mengajak para pembaca resensi agar mau membeli buku yang di resensi, tujuan dari penulisan resensi itu tentunya lebih pada upaya membangkitkan semangat dan memperluas pengetahuan pembaca resensi.
Tulisan berbentuk resensi novel tentunya berbeda dengan artikel ataupun esai. resensi novel memiliki bagian-bagian diantaranya judul resensi, identitas novel yang diresensi, sampul buku yang diresensi, pengantar, isi novel, keunggulan dan kelemahan novel dan penutup yang berisi arahan kepada pembaca. bagian –bagian tersebut perlu ada dalam sebuah resensi agar tujuan resensi yang paling utama, yaitu sebagai alat promosi benar-benar dapat tercapai.
a.      Judul Resensi Novel
Judul resensi tentunya berbeda dengan judul buku yang diresensi. judul buku bahasa, masyarakat dan kekuasaan apabila di resensi judul resensinya dapat berbunyi bahasa, media masa, dan kekuasaan. judul resensi di perlukan sebagai nama (tanda) yang menunjukan wajah resensi itu sendiri. untuk itu judul resensi hendaknya provokatif (menarik), tidak terlalu panjang (usahakan tidak berupa kalimat) dan sesuai dengan isi resensi.
Meskipun judul resensi telah provokatif dan tidak terlalu panjang , resensator juga perlu bertanya-tanya apakah judul resensi yang di pilih sesuai dengan isi resensi. judul resensi yang tidak sesuai dengan isi tentunya dapat membuat pembaca merasa bingung dan merasa tertipu. hal ini perlu di hindari oleh seorang resensator.
b.      Identitas Novel
Bagian kedua dalam sebuah resensi novel adalah identitas novel yang perlu di cantumkan dalam sebuah resensi meliputi : judul novel, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, kota penerbitan, ukuran novel (bila perlu), dan jumlah halaman novel yang di resensi.
c.       Sampul Novel
Sampul novel merupakan bagian dari identitas novel yang perlu disampaikan kepada pembaca resensi. sampul novel pada resensi dapat di-scan agar tampak lebih menarik dan lebih mirip dengan sampul aslinya.
d.      Pembuka Resensi
Kegiatan awal yang membutuhkan keterampilan khusus pada diri resensator adalah menguraikan atau memaparkan sebuah pembuka resensi yang menarik.pembuka resensi dapat pula diisi dengan keunikan novel yang di resensi dari segi bentuk dan ukuran novel, tema, kemewahan cetakan, atau jenis kertas yang digunakan. selain itu resensator dalam pembuka resensi dapat pula mengungkapkan kesan pertama yang muncul setelah melihat novel yang akan di resensi, uraian tentang penerbit novel, memulai dengan pertanyaan yang berhubungan dengan tema novel, menampilkan sebuah dialog dengan pembaca atau membandingkan novel yang di resensi dengan novel sejenis.


e.       Isi Novel
Setelah berhasil menuliskan pembuka resensi yang menarik, resensator perlu mengungkapkan sinopsis isi novel yang diresensi. bagian resensi yang memaparkan isi novel ini bersipat pokok-pokok isi buku secara garis besar sehingga pembaca dapat memahami isinya dengan cepat. dalam mengungkapkan isi pokok novel yang diresensi, seorang resensator dapat melakukan dengan cara menuliskan isi pokok secara berurutan sesuai dengan urutan uraian dalam novel yang diresensi.
f.       Penilaian 
Penilaian tentang keunggulan dan kelemahan novel yang diresensi perlu ada dalam sebuah resensi. paparan tentang keunggulan novel perlu mendapatkan penekanan lebih dibanding dengan kelemahan novel. hal itu di sebabkan tujuan utama dari sebuah resensi adalah sebagai alat promosi. seorang resensator dapat menilai keunggulan novel dari segi penggunaan bahasa maupun kelancaran penjelasan melalui kegiatan membandingkan dengan buku yang sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang yang sama atau dengan pengarang yang berbeda.
g.      Akhir Resensi
Selain sebagai alat promosi, tujuan resensi adalah untuk mengarahkan pembaca terhadap novel yang perlu di baca. untuk itu di akhir resensi, seorang resensator hendaknya dapat menunjukan sasaran novel, apakah untuk orang tua, anak-anak, para remaja, ahli giji, para pendidik, atau hukum. hal itu perlu di ungkapkan secara emplisit.

2.        Metode Diskusi
Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan ,penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan di ajarkan. metode yang dapat digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam peningkatkan keterampilan menulis resensi ialah metode diskusi dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk di bahas dan di pecahkan bersama.
Diskusi ialah percakapan yang responsip yang di jalin oleh pertanyaan – pertanyaan problematis dan diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya. sedangkan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat , membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah.
Diskusi yang dilakukan dengan benar merupakan salah satu metode yang efektif dan ketepatgunaannya akan sangat berguna. adapun kegunaan dari metode diskusi tersebut diantaranya:
a.       Untuk memecahkan masalah
b.      Untuk mengembangkan dan mengubah sikap
c.       untuk menyampaikan dan membantu siswa menyadari adanya pandangan yang berbeda
d.      Untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan
e.       Untuk mmbantu siswa merumuskan masalah
f.       Untuk berpikir logis dan konstruktif
g.      Melibatkan siswa dalam belajar menurut kemampuannya dengan menumbuhkan tanggung jawabnya untuk belajar dengan memberi kesempatan untuk menentukan pendiriannya, mengembangkan argumentasinya, mempertahankan pandangan-pandangannya dengan kemungkinan di kritik oleh anggota kelompoknya
h.      Untuk mengembangkan kepercayaan diri, kesadaran dan sikap yang tenang
i.        Untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi.
Kegunaan diskusi sebagai salah satu strategi mengajar dengan demikian amat luas kalau tidak dapat dikatakan mampu memperkembangkan berbagai aspek belajar siswa. namun ketercapaian tujuan itu amat banyak di tentukan oleh kesiapan semua pihak ( guru, siswa, fasilitas pendukung dan suasana keterbukaan) dan hal itu menyebabkan diskusi sebagai salah satu metode yang sulit penggunaannya. Beberapa di antara keuntungan dengan menggunakan metode diskusi adalah siswa akan terlibat langsung dalam proses belajar baik sebagai partisipan maupun sebagai ketua kelompok di mana setiap siswa di mungkinkan untuk berpartisipasi khususnya dalam kelompok kecil guna mengembangkan proses intelektualnya, serta menumbuhkan sikap toleran dengan menyadari adanya perbedaan-perbedaan pandangan.

3.      Pembelajaran Bahasa
a.      Pengertian pembelajaran bahasa
Pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulis.
Menurut basiran (1999)
“pembelajaran bahasa adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa”.
Berdasrkan pernyataan di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajaran.
b. Strategi pembelajaran bahasa
Pembicaraan mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pendekatan, metode, dan teknik mengajar.        

2.1. pendekatan pembelajaran
Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan /prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi dan pemakainannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistik.
pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis, dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistic dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
2.2 metode pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat procedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa. Dalam strategi pembelajaran, terdapat variable metode pembelajaran yang diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu strategi pengorganisasian isi pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.



c. Teknik Pembelajaran
Istilah teknik dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pengertian implementasi perencanaan pengajaran di depan kelas, yaitu penyajian pelajaran dalam kelas tertentu, dalam jam dan materi tertentu pula.















I.                   KERANGKA BERFIKIR
Dengan merumuskan aspek-aspek variabel yang akan diteliti, dimaksudkan agar arah penelitian menjadi jelas dan dapat membantu memberikan gambaran tentang bahasan penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable keterampilan menulis resensi novel, variabel metode diskusi, dan variable pembelajaran bahasa. Metode diskusi sebagai variable indevenden, keterampilan menulis resensi novel sebagai variabel devenden sedangkan pembelajaran bahasa sebagai variabel moderator.
1.      paradigma penelitian
pemikiran-pemikiran tentang upaya peningkatan keterampilan menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagaimana telah diuraikan di atas maka divisualisasikan melalui kerangka pemikiran. Penelitian ini diharapkan dari pengkajian seperti yang tergambar melalui paradigm di bawah ini akan menghasilkan suatu pemahaman upaya peningkatan keterampilan menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dijadikan sebagai alternative bahan ajar.






Rounded Rectangle: KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL
(variable devenden)Rounded Rectangle: METODE DISKUSI
(Variabel indevenden)gambar 1.1


Rounded Rectangle: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(variable moderator)
 


Rounded Rectangle: KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVELRounded Rectangle: METODE DISKUSIgambar 1.2
Rounded Rectangle: Kegunaan metode diskusi
 







Rounded Rectangle: Penilaian
 



Dalam penelitian ini terdapat tiga variable dan beberapa indicator. Ketiga variable tersebut adalah:
1.      variable bebas (indevenden variable), yaitu metode diskusi yang meliputi indicator sebagai berikut:
a.       kegunaan metode diskusi
2.      variable terikat (devenden variable) keterampilan menulis resensi novel, yang meliputi indicator sebagai berikut:
a.       judul resensi novel
b.      identitas novel
c.       sampul novel
d.      pembuka resensi
e.       isi novel
f.       penilaian
g.      akhir resensi






H.    DEFINISI OPERASIONAL
Untuk memudahkan penelitian ini, penulis menemukan definisi operasional sebagai berikut:
1.      Upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu maksud, akal, ikhtiar ( KBBI : 544 )
2.      Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan ( usaha kegiatan dan sebagainya ). ( KBBI : 1198 )
3.      Keterampilan menulis adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas ( KBBI : 1180 )
4.      Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku dan sebagainya. ( KBBI : 437 )
5.      Novel adalah karangan cerita yang berbentuk roman. ( KBBI : 372 )
6.      Metode diskusi adalah bertukar pikiran, perundingan, pembahasan suatu masalah. ( KBBI : 135 )







I.       METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
1.      Metode penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai suatu prosedur atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian pada saat sekarang.
          Secara singkat, metode deskriptif adalah suatu metode yang berupaya untuk mengungkapkan pengejaran atau pelacakan pengetahuan. Metode deskriptif digunakan dengan alasan karena metode deskriptif mempunyai ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau pada masalah-masalah yang actual.
2.      Desain penelitian
3.      Teknik pengumpulan data
Adapun teknik-teknik penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Observasi, yaitu melihat secara langsung ke objek penelitian untuk mendapat jawaban nyata tentang masalah yang akan diteliti.
2.      Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang lebih pasti dan terarah serta diharapkan dapat membantu pembuktian hipotesis yang diajukan.
3.      Wawancara, yaitu kegiatan wawancara yang langsung dilaksanakan dengan objek penelitian guna membantu data yang diperoleh melalui angket.
4.      Studi kepustakaan, yaitu mempelajari buku-buku dan bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas serta berhubungan dengan objek penelitian guna memperoleh informasi dan pendapat-pendapat yang berupa data-data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan perbandingan dan penunjang terhadap penelitian serta masalah yang sedang dibahas.

4.      Populasi dan sampel penelitian
4.1  Populasi
populasi merupakan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Sesuai dengan devinisi di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA MA Margahayu dengan jumlah 40 siswa
4.2  Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:134)
“untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlahnya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pendapat di atas, karena populasinya kurang dari 100 orang, maka semua anggota dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya di sebut penelitian populasi.
TABEL I
POPULASI DAN SAMPEL
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
XI IPS 1
18
22
40

Jumlah
18
22
40

Berdasarkan data table di atas, maka sampel yang diambil adalah sebanyak 40 orang siswa kelas XI IPS 1 SMA MA Margahayu bandung.

5.      Teknik pengolahan data
6.      Alur penelitian
1.      Persiapan instrument penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, langkah pertama yang di tempuh adalah menyusun instrument berupa angket dan pedoman wawancara, angket di susun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dan sifatnya tertutup, artinya opsi jawaban telah disediakan.
















J.      SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
      Penulisan ini supaya lengkap dan sistematis, maka perlu adanya sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,            pembatasan    dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teoritis, kerangka berfikir, anggapan dasar, metode dan teknik penelitian, sumber data, definisi operasional dan sistematika penulisan.
Bab II, berisi tentang keterampilan menulis resensi novel, hasil karya sastranya dan ciri khas kesusastraan dalam meresensi.
Bab III, berisi tentang upaya yang berkaitan dengan keterampilan menulis resensi novel melalui metode diskusi.
Bab VI, berisi hasil dari penelitian dan pembahasan tentang menulis resensi novel melalui metode diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Bab V, merupakan penutup yang memuat kesimpulan, saran, dan lampiran.